Ada masa ketika seseorang disalahpahami, dinilai keliru, bahkan dipandang dengan prasangka yang tak pernah ia ciptakan. Ada kata yang ingin dijelaskan, tetapi tidak didengar. Ada niat baik yang ingin dijernihkan, tetapi terlanjur ditutup asumsi orang lain. Pada titik itu, kita belajar bahwa tidak semua hal bisa—atau harus—diluruskan. Kadang, yang perlu kita selamatkan bukan persepsi orang,…
Menjaga Cinta, Menjaga Diri
Ketika Cinta Mengajarimu Kembali pada Dirimu Sendiri Ada satu hal sederhana tetapi tidak pernah mudah: mencintai. Semua orang pernah mengalaminya—dengan caranya masing-masing.Ada yang datang perlahan, ada yang hadir seperti kejutan manis yang membuat hidup terasa berbeda.Kadang cinta membuat langkah kita ringan. Kadang justru membuat kita kehilangan ritme diri sendiri. Sampai suatu hari, kita menemukan diri…
Saat Kita Berhenti Sejenak untuk Mendengar
Ada kalanya hidup berjalan terlalu cepat. Pikiran berlari ke depan, rencana menumpuk, dan kewajiban datang bergantian tanpa jeda. Di tengah hiruk-pikuk itu, kita sering lupa bahwa ada satu ruang yang jarang kita kunjungi: hati kita sendiri. Hati adalah tempat segala rasa bermuara—yang tersimpan rapi, yang tak sempat diucapkan, bahkan yang tak mampu dijelaskan. Ia tidak…
Tentang Guru dan Jembatan-Jembatan Sunyi
Dalam hidup, kita melewati banyak jembatan. Ada yang kokoh, ada yang rapuh, ada yang sunyi, ada yang tak pernah kita sadari sebagai jembatan. Baru ketika kita menoleh ke belakang, kita mengerti: di setiap jembatan itu, ada seorang guru yang berdiri diam, menjaga kita agar tidak jatuh. Guru adalah jembatan; ia tidak meminta murid tinggal, hanya…
Ujian yang Sama, Hasil yang Berbeda
Tidak semua yang melemahkanmu harus menghancurkanmu — kadang ia datang untuk menguatkan hatimu. Ada satu momen dalam hidup yang sering datang tanpa permisi: masa ketika semuanya terasa mendidih.Pekerjaan menekan, hubungan retak, rencana tak berjalan, dan hati serasa direbus dalam air panas yang tak kunjung padam. Pada suatu sore, aku mendapati sebuah tulisan: “Air mendidih yang…
Berhenti Berlari dari Luka: Pelajaran Sunyi dari Jalaluddin Rumi
Ada satu kalimat dari Jalaluddin Rumi yang terasa seperti mengetuk sisi terdalam dari diri kita: “Lari dari apa yang menyakitimu akan semakin menyakitimu.Jangan lari. Terlukalah sampai kamu sembuh.” Pada awalnya, kalimat itu terdengar keras. Seolah kita diminta untuk membiarkan diri hancur begitu saja. Tapi sebenarnya, Rumi sedang menunjukkan jalan untuk menemukan kedamaian yang lebih dalam—bukan…
Ketika Ranting Bisa Patah, Tetapi Sayapmu Tidak
Pernahkah kamu memperhatikan seekor burung yang bertengger di atas ranting pohon?Ia duduk dengan tenang, seolah dunia tak pernah mampu menggoyahkannya.Padahal ranting itu bisa patah kapan saja.Namun burung itu tetap damai. Tanpa cemas. Tanpa takut kehilangan pijakan. Mengapa?Karena burung itu tidak percaya pada rantingnya.Ia percaya pada sayapnya — pada kemampuan yang diberikan Sang Pencipta untuk terbang…
Masih Ada Doa yang Belum Sanggup Aku Akhiri
Kadang orang lain bilang aku bodoh karena masih bertahan. Mereka melihatku tetap berdiri di tempat yang sama, tetap menjaga sesuatu yang tampaknya sudah tak punya bentuk. Mereka mengira aku terjebak, atau terlalu naif untuk melangkah pergi. Tapi ada satu hal yang mereka tidak tahu:masih ada doa yang belum sanggup aku akhiri. Mereka tak pernah mendengar…
Mungkin yang Mereka Benci Darimu, Adalah Sesuatu yang Tidak Ada pada Mereka
Mungkin kamu pernah heran —kenapa ada orang yang tiba-tiba menjauh, menjadi dingin, atau bahkan mencemoohmu?Padahal kamu tidak pernah berniat melukai siapa pun.Kamu hanya sedang menjadi dirimu sendiri. Tapi ternyata, menjadi diri sendiri pun kadang cukup untuk memancing reaksi dari hati yang belum tenang. Mungkin kamu punya cahaya kecil —ketulusan, semangat, atau keberanian untuk tetap berjalan…
Tidak Ada yang Menyakitiku Selain Pikiranku
refleksi tentang berdamai dengan diri dan cara Tuhan menuntun lewat kesadaran Dulu, aku sering merasa dunia terlalu keras padaku.Setiap kata orang bisa menembus seperti duri,setiap kegagalan terasa seperti hukuman dari langit.Aku menyalahkan banyak hal — keadaan, orang lain, bahkan takdir.Padahal, yang sesungguhnya menyakitiku bukan mereka,melainkan pikiranku sendiri yang menolak menerima. Lama sekali aku hidup dengan…









