Ada satu kalimat dari Jalaluddin Rumi yang terasa seperti mengetuk sisi terdalam dari diri kita: “Lari dari apa yang menyakitimu akan semakin menyakitimu.Jangan lari. Terlukalah sampai kamu sembuh.” Pada awalnya, kalimat itu terdengar keras. Seolah kita diminta untuk membiarkan diri hancur begitu saja. Tapi sebenarnya, Rumi sedang menunjukkan jalan untuk menemukan kedamaian yang lebih dalam—bukan…
Category: penerimaan
Masih Ada Doa yang Belum Sanggup Aku Akhiri
Kadang orang lain bilang aku bodoh karena masih bertahan. Mereka melihatku tetap berdiri di tempat yang sama, tetap menjaga sesuatu yang tampaknya sudah tak punya bentuk. Mereka mengira aku terjebak, atau terlalu naif untuk melangkah pergi. Tapi ada satu hal yang mereka tidak tahu:masih ada doa yang belum sanggup aku akhiri. Mereka tak pernah mendengar…
Saat Semesta Mengalihkanmu — Mungkin Aku Tidak Sedang Kehilangan
Aku pernah berpikir, hal paling menyakitkan dalam hidup adalah kehilangan.Ternyata bukan.Yang lebih menyakitkan adalah saat aku sadar — sesuatu yang dulu kuperjuangkan sepenuh hati… ternyata memang bukan untukku. Awalnya, aku marah.Aku merasa semesta tidak adil.Mengapa hal-hal yang kuinginkan justru menjauh?Mengapa orang yang kuberi seluruh hatiku justru memilih pergi? Namun suatu hari, di tengah sunyi yang…
Yang Tak Pernah Kupuji Dalam Doa (Bagian III)
Sudah bertahun-tahun sejak pertemuan itu.Kadang aku lupa bagaimana suara tawanya, tapi rasanya tetap kuingat — seperti gema yang samar namun tak pernah benar-benar hilang. Banyak hal berubah sejak saat itu. Aku pindah rumah, pekerjaan berganti, dan lingkaran hidupku pun perlahan berbeda. Tapi ada satu hal yang tetap: cara aku memandang hidup. Dulu, aku selalu mengukur…
Yang Tak Pernah Kupuji Dalam Doa (Bagian II)
Semuanya bermula di hari yang sebenarnya biasa saja.Aku baru selesai salat magrib di masjid kecil dekat tempat kerja — tempat yang sering jadi persinggahan sebelum pulang. Di halaman masjid, ada seorang penjual minuman jahe yang sudah tua, dan beberapa orang duduk menunggu hujan reda. Di antara mereka, aku melihat seseorang — perempuan dengan jilbab abu-abu,…
Di Antara Aku, Mereka, dan Kebaikan
Mungkin sebenarnya aku tidak benar-benar dikenal.Mereka tahu aku ada, tahu aku bisa diandalkan,tapi jarang ada yang benar-benar ingin tahu apa yang aku rasakan. Bukan karena mereka tak peduli —mungkin hanya karena sebagian orang memang lebih sibuk dengan dirinya sendiri:dengan keinginannya, harapannya, dan tuntutannya terhadap kita. Dulu aku berpikir, jadi orang baik itu sederhana.Cukup tulus, cukup…
Tenang Bukan Saat Masalah Selesai, Tapi Saat Kita Berhenti Melawan
Dulu aku berpikir, ketenangan akan datang kalau semua masalahku selesai.Kalau utang lunas, orang tua sehat, hubungan beres, pekerjaan lancar.Aku kira setelah itu, aku baru bisa tenang.Tapi ternyata… hidup nggak sesederhana itu. Masalah datang lagi dan lagi.Kadang lebih berat, kadang berganti bentuk.Seolah hidup ini seperti lomba maraton tanpa garis finish —baru satu selesai, dua lagi menunggu…
Di Balik Personal Branding yang Terlihat Sempurna
Level tertinggi personal branding adalah ketika orang lain mengira kamu tidak pernah susah, tidak pernah sedih, dan selalu banyak uang.Padahal, di balik senyum yang terlihat kuat itu, ada air mata yang tidak pernah tumpah ke publik.Di balik pencapaian yang dikagumi, ada malam-malam panjang penuh doa, ragu, dan lelah yang tak banyak diketahui orang. Sering kali,…
Ketika Jawaban Datang dengan Cara yang Berbeda
Tidak semua yang kamu minta datang seperti yang kamu bayangkan.Kadang doa yang kamu panjatkan tidak dijawab dengan “ya”, melainkan dengan sesuatu yang kamu kira adalah penolakan.Tapi di balik itu, semesta — atau mungkin Tuhan — sedang menyiapkan bentuk lain dari jawaban yang kamu butuhkan. Kita sering kali terlalu sibuk mengatur bagaimana hidup seharusnya berjalan,lupa bahwa…








