Skip to content

Menyapa Hati

Tulisan kecil tentang perjalanan besar di dalam diri: Dari hati, untuk jiwa yang sedang mencari.

Menu
  • Selayang Pandang
Menu

Ketika Ranting Bisa Patah, Tetapi Sayapmu Tidak

Posted on November 19, 2025November 19, 2025 by admin

Pernahkah kamu memperhatikan seekor burung yang bertengger di atas ranting pohon?
Ia duduk dengan tenang, seolah dunia tak pernah mampu menggoyahkannya.
Padahal ranting itu bisa patah kapan saja.
Namun burung itu tetap damai. Tanpa cemas. Tanpa takut kehilangan pijakan.

Mengapa?
Karena burung itu tidak percaya pada rantingnya.
Ia percaya pada sayapnya — pada kemampuan yang diberikan Sang Pencipta untuk terbang kapan pun ia membutuhkannya.

Ranting-ranting dalam hidup kita

Kita juga punya “ranting”:
pekerjaan, hubungan, kenyamanan, zona aman, validasi orang lain.
Kita merasa aman selama semuanya utuh.
Dan saat ranting itu mulai rapuh, kita panik…
seolah hidup ikut retak bersamanya.

Padahal sejak awal, kita tahu:
ranting tidak pernah benar-benar kuat.

Yang kuat adalah apa yang Allah titipkan di dalam diri kita:
ketabahan, keberanian, keyakinan, kemampuan untuk bangkit.

Ketakutan yang sesungguhnya

Sering kali yang kita takuti bukan patahnya ranting,
tetapi hilangnya rasa aman yang selama ini kita gantungkan pada sesuatu yang semu.
Kita lupa bahwa kita punya “sayap” — kemampuan untuk kembali mencoba dan kembali hidup.

Kadang Allah memang mengizinkan ranting itu patah,
bukan untuk menjatuhkan,
tetapi agar kita ingat bahwa kita bisa terbang.

Pelajaran dari seekor burung kecil

Dari burung kecil itu, kita belajar:

• Jangan meletakkan seluruh rasa aman pada hal yang bisa hilang.
• Jangan menggantungkan ketenangan pada sesuatu yang tidak pasti.
• Jangan takut kehilangan pijakan, selama kamu tidak kehilangan keberanian.

Sebab Tuhan tidak akan menjatuhkanmu tanpa menyiapkan caramu untuk bangkit.

Kamu tidak diciptakan hanya untuk bertahan

Burung tidak diciptakan untuk bertengger selamanya.
Ia diciptakan untuk terbang.

Begitu pula kamu.

Hidup bukan hanya tentang menggenggam satu keadaan,
tetapi tentang berani bergerak ketika keadaan berubah.
Dan ketika kamu mulai percaya pada apa yang Allah tanamkan di dalam dirimu,
rasa takut itu perlahan mengecil.

Sebab ranting bisa patah kapan saja.
Tapi sayapmu? Tidak.


🌿Catatan dari Menyapa Hati:

Kadang Allah tidak meminta kita bertahan,
Ia hanya meminta kita percaya —
bahwa ketika sesuatu di luar diri kita runtuh,
Ia sudah menyiapkan kekuatan di dalam diri kita
untuk kembali terbang.

Share this:

  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Bluesky (Opens in new window) Bluesky
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on Threads (Opens in new window) Threads

Related

Tinggalkan PesanCancel reply

Recent Posts

  • Ketika Ikhlas Menjadi Ruang Terluas di Dalam Diri
  • Menjaga Cinta, Menjaga Diri
  • Saat Kita Berhenti Sejenak untuk Mendengar
  • Tentang Guru dan Jembatan-Jembatan Sunyi
  • Ujian yang Sama, Hasil yang Berbeda

Categories

  • Cinta dan Kesadaran
  • hikmah
  • Hubungan Hati
  • kehidupan
  • kisah
  • menyapa hati
  • motivasi
  • penerimaan
  • Penguatan Diri
  • refleksi
  • Renungan Hati
  • series
  • Spiritualitas
  • teladan

Ruang kecil untuk menulis tentang hidup, cinta, dan perjalanan jiwa.
Di sini, setiap kata adalah upaya memahami diri — satu paragraf demi satu napas.

© 2025 Menyapa Hati | Powered by Superbs Personal Blog theme