Aku pernah berpikir, hal paling menyakitkan dalam hidup adalah kehilangan.
Ternyata bukan.
Yang lebih menyakitkan adalah saat aku sadar — sesuatu yang dulu kuperjuangkan sepenuh hati… ternyata memang bukan untukku.
Awalnya, aku marah.
Aku merasa semesta tidak adil.
Mengapa hal-hal yang kuinginkan justru menjauh?
Mengapa orang yang kuberi seluruh hatiku justru memilih pergi?
Namun suatu hari, di tengah sunyi yang panjang, aku berhenti sejenak.
Aku menarik napas panjang, mencoba melihat dari sisi lain dan bertanya dalam hati.
Dan pelan-pelan, aku mulai mengerti…
Mungkin aku tidak sedang kehilangan.
Mungkin aku sedang dialihkan — dari sesuatu yang tidak lagi seirama dengan jiwaku,
menuju sesuatu yang lebih selaras dengan takdirku.
Aku mulai mengenali tanda-tandanya:
Semuanya terasa berat tanpa alasan.
Hubungan yang dulu hangat tiba-tiba menjadi dingin.
Rencana yang sudah kususun matang-matang runtuh begitu saja.
Dulu aku pikir itu kebetulan.
Sekarang aku tahu —
itu adalah cara halus semesta berbisik:
“Sudah cukup di sini. Sekarang waktunya berpindah.”
Aku pun belajar bahwa doa tidak selalu dijawab seperti yang aku bayangkan.
Kadang, doa justru dijawab lewat kehilangan —
agar ada ruang baru di hatiku untuk sesuatu yang lebih baik.
Karena sesungguhnya, semesta tidak pernah mengambil tanpa alasan.
Ia hanya menggantikan apa yang tidak lagi selaras dengan frekuensiku.
Dan agar aku bisa menerima yang benar,
semesta perlu menjauhkan yang salah —
meski aku masih ingin bertahan.
Ketika aku mulai percaya pada versi kehidupan yang lebih baik,
semesta mulai mengatur ulang jalanku —
bahkan jika itu berarti menghancurkan hal-hal lama yang dulu sangat kusayangi.
Sekarang, ketika sesuatu mulai menjauh, aku tidak lagi panik.
Aku belajar untuk tidak menahan apa yang sedang pergi.
Karena mungkin… yang kuanggap kehilangan,
sebenarnya adalah penyelamatan.
Dan yang kuanggap akhir,
sebenarnya adalah titik balik menuju kehidupan yang aku impikan.
Kini aku mengerti — setiap kehilangan adalah bagian dari pertumbuhan jiwaku.
Bukan untuk menghukum, tapi untuk menyadarkan.
Dan dalam diam, aku tahu:
Allah tidak sedang menjauhkan sesuatu dariku,
tetapi sedang mendekatkan aku pada versi diriku yang lebih baik.
✨ Catatan dari Menyapa Hati:
Kadang, kehilangan bukanlah akhir dari doa yang tak dikabulkan,
melainkan cara lembut Allah mengabulkannya — dengan cara yang tak kita duga.
