Skip to content

Menyapa Hati

Tulisan kecil tentang perjalanan besar di dalam diri: Dari hati, untuk jiwa yang sedang mencari.

Menu
  • Selayang Pandang
Menu

Yang Tak Pernah Kupuji Dalam Doa (Bagian II)

Posted on November 1, 2025November 1, 2025 by admin

Semuanya bermula di hari yang sebenarnya biasa saja.
Aku baru selesai salat magrib di masjid kecil dekat tempat kerja — tempat yang sering jadi persinggahan sebelum pulang. Di halaman masjid, ada seorang penjual minuman jahe yang sudah tua, dan beberapa orang duduk menunggu hujan reda.

Di antara mereka, aku melihat seseorang — perempuan dengan jilbab abu-abu, membawa buku catatan lusuh dan tatapan yang teduh. Ia tampak lelah, tapi caranya menatap langit sore seperti sedang berbicara dengan sesuatu yang tak terlihat.

Kami tak langsung bicara. Hanya duduk bersebelahan di bawah atap seng yang menetes air. Tapi anehnya, keheningan itu terasa menenangkan — bukan canggung, bukan kikuk. Hanya diam yang damai.

Beberapa hari kemudian, aku kembali melihatnya di tempat yang sama. Lalu, entah bagaimana, pertemuan kami menjadi kebiasaan kecil. Kami berbagi cerita ringan — tentang pekerjaan, tentang orang tua, tentang hal-hal sederhana yang kadang tak sempat disyukuri.

Dari caranya berbicara, aku belajar sesuatu yang dulu sering kupinta tanpa tahu caranya:
bahwa ketenangan bukan soal tempat, tapi tentang siapa yang duduk di sebelahmu saat hatimu sedang berisik.

Aku ingat, beberapa tahun sebelumnya, aku pernah berkata pada diri sendiri,

Aku ingin seseorang yang tidak membuatku berlari, tapi membuatku ingin berhenti sejenak, seseorang yang tak membuatku sibuk menjelaskan diriku, tapi membuatku ingin jadi versi terbaikku.

Dan sore itu, di bawah langit yang perlahan gelap, aku sadar — mungkin doa itu sedang dijawab, meski hanya untuk sementara waktu.

Namun, seperti semua hal yang indah, kebersamaan kami tak panjang.
Suatu hari ia berkata akan pergi, pindah ke kota lain untuk mengurus ibunya yang sakit. Tak ada tangisan, tak ada janji manis. Hanya senyum tenang dan kalimat sederhana,
“Doakan saja, semoga Allah menjaga langkah kita masing-masing.”

Sejak hari itu, aku tak lagi memaksa doa agar cepat dikabulkan.
Aku belajar bahwa kadang, yang dikirim Allah bukan untuk dimiliki, tapi untuk menyadarkan.
Bahwa keinginan yang tak pernah kita lafalkan pun, bisa Allah hadirkan sebentar — cukup untuk menenangkan hati, bukan untuk menetap.

Kini, setiap kali aku melewati masjid itu, aku hanya tersenyum.
Bukan karena rindu, tapi karena aku mengerti:
hidup ini bukan tentang seberapa lama seseorang singgah, tapi seberapa dalam ia mengajarkan kita tentang arti hadir.

Dan malam ini, di bawah langit yang sama, aku tahu —
semua yang datang dan pergi dalam hidupku
adalah bagian dari doa-doa yang dulu hanya berbisik di hati,
meski tak pernah kupuji dalam doa.


🌙 Catatan dari Menyapa Hati:

Kadang Allah tidak memberi kita apa yang kita minta, tapi menunjukkan apa yang sebenarnya kita butuh.
Sebab tidak semua pertemuan dimaksudkan untuk menetap — sebagian hanya datang untuk mengajarkan makna yang tak bisa diajarkan oleh doa.

Share this:

  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Bluesky (Opens in new window) Bluesky
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on Threads (Opens in new window) Threads

Related

Tinggalkan PesanCancel reply

Recent Posts

  • Ketika Ikhlas Menjadi Ruang Terluas di Dalam Diri
  • Menjaga Cinta, Menjaga Diri
  • Saat Kita Berhenti Sejenak untuk Mendengar
  • Tentang Guru dan Jembatan-Jembatan Sunyi
  • Ujian yang Sama, Hasil yang Berbeda

Categories

  • Cinta dan Kesadaran
  • hikmah
  • Hubungan Hati
  • kehidupan
  • kisah
  • menyapa hati
  • motivasi
  • penerimaan
  • Penguatan Diri
  • refleksi
  • Renungan Hati
  • series
  • Spiritualitas
  • teladan

Ruang kecil untuk menulis tentang hidup, cinta, dan perjalanan jiwa.
Di sini, setiap kata adalah upaya memahami diri — satu paragraf demi satu napas.

© 2025 Menyapa Hati | Powered by Superbs Personal Blog theme